Minggu, 07 Agustus 2016

Beberapa Cara Mudah Untuk Menulis





A.    Cara Menulis Puisi

Menurut Prof. Dr. Herman J Waluyo dalam buku Apresiasi Puisi Untuk Pelajar dan Mahasiswa, ditinjau dari aspek bahasa, puisi paling tidak harus mengandung beberapa unsur, yakni: Pemadatan bahasa, kata-kata membentuk larik dan bait atau bahasa dipadatkan, Pemilihan kata khas puisi bukan bahasa prosa dan sehari-hari; kelam sunyi, kata-kata khas puisi terdiri dari;  Makna kias atau yang bukar arti sebenarnya; hari mudaku telah pergi, Lambang; pengantian suatu hal/benda dengan hal/benda lain; Burung dara jantan, Persamaan bunyi/rima; persamaan bunyi yang harmonis, Kata kongkret; kuku-kuku besi bermakna kuda bersepatu besi, Pengimajian (pencitraan dalam puisi); kata atau susunan kata-kata dapat memperjelas apa yang dinyatakan penyair, apa yang digambarkan seolah-olah dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif) dan dirasa (imaji taktil), Irama atau Ritme; pengulangan bunyi, kata, frasa dan kalimat (puisi lama), Tata wajah atau tata letak kata yang tidak lazim (mutakhir).6 Namun di samping penjelasan di atas, dalam perkembangan terbaru penulisan puisi ada yang disebut dengan puisi yang diprosakan, artinya penulisan puisi bukan dalam bentuk larik, melainkan alinea atau paragraf sebagaimana penulisan prosa.
Berdasarkan penjelasan ini, saya lalu membuat cara praktis menulis puisi, cara ini merupakan pengembangan dari pemahaman teoritis di atas.
Pertama; biarkan imajinasi Anda mengembara tentang tema puisi yang akan dibuat, misal hendak menulis musibah gempa di Yogyakarta, bagi yang tidak mengalami secara langsung, bisa mengikuti berita visual di televisi, internet atau media cetak, lalu rasakan peristiwa demi peristiwa, biarkan citra-citra tentang hal itu terbuka lebar, baik yang berhubungan maupun tidak berhubungan. Lalu citra-citra yang semraut itu diatur pada satu titik fokus yakni dasyatnya musibah gempa di Yogyakarta.
Kedua; resapi tema tersebut dalam perasaan yang dalam, sehingga emosi Anda menjadi terlibat. Orang yang memiliki perasaan yang dalam akan turut menitikkan air mata melihat penderitaan masyarakat Yogya dan sebagian Jawa Tengah, perasaan haru dimasukkan dalam jiwa seakan-akan turut merasakan penderitaan yang sama.
Ketiga; tulis apa saja yang ada di benak Anda tentang tema tersebut, tulisan dibiarkan secara acak atau dalam bentuk paragraf. Contoh; gempa dasyat di Yogya benar-benar luar biasa; rumah-rumah hancur lebur, bangunan-bangunan runtuh, aspal dan tanah membelah, beribu-ribu orang meninggal dunia, sedang yang luka parah dan ringan mencapai puluhan ribu orang, sehingga rumah-rumah sakit tak bisa menampung, orang-orang yang tertimba bencana dan selamat, merasakan penderitaan yang dalam, sengsara, sedih, menangis dan trauma, mereka terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian, baik yang di dekat rumah atau tenda yang diperuntukkan untuk sejumlah orang.
Keempat; dari tulisan yang berbentuk paragraf lantas Anda pilih kata yang menarik dengan mencari kata lain yang lebih menarik. Contoh; gempa dasyat di Yogya benar-benar luar biasa, diganti dengan kata-kata; gemuruh Yogya membahana segala penjuru dunia. 
Kelima; mulai menulis puisi berdasar pilihan kata-kata tadi, misalnya;
gemuruh Yogya membahana segala penjuru dunia
tanah-tanah berbelah dua
bangunan-bangunan hancur tak bersisa
orang-orang  berlarian ke mana-mana
hujan air mata mengalir di sungai
darah-darah berceceran
nyawa-nyawa melayang seperti daun dihembus angin
Keenam; mengganti kata yang kurang baik dengan yang lebih baik, mencari lambang, kata kongkret, menemukan irama atau ritme puisi dan membentuk tata wajah sesuai keinginan, maka jadilah sebuah puisi.  Contoh;
gempa Yogya membahana segala penjuru dunia (kata gempa diganti gemuruh)
tanah-tanah berbelah dua
bangunan-bangunan hancur tak bersisa
 (hancur diganti kata luluh lantak)
orang-orang  berlarian ke mana-mana (berlarian diganti lari tunggang langgang)
hujan air mata mengalir di sungai  (ditambah kata derita, agar akhir puisi menjadi seirama)
darah-darah berceceran (ditambah menghiasi luka-luka lama)
nyawa-nyawa melayang seperti daun dihembus angin (ditambah kata merana dan kata-kata seperti daun dibuang)
Setelah mengalami proses editorial, maka puisi yang ditulis akan menjadi;
gemuruh Yogya membahana segala penjuru dunia
tanah-tanah berbelah dua
bangunan-bangunan luluh lantak tak bersisa
orang-orang  lari tunggang langgang ke mana-mana
hujan air mata mengalir di sungai  derita
darah-darah berceceran menghiasi luka-luka lama
nyawa-nyawa melayang dihembus angin merana
Puisi yang baik paling tidak berisi empat sampai lima ciri-ciri kebahasaan puisi, tapi dalam tahap belajar berisi dua atau tiga di antaranya sudah bagus. Dalam puisi di atas ada pemadatan bahasa, ada bahasa lambang yakni gemuruh untuk menunjukkan betapa dasyatnya gempa yang terjadi, ada rima atau persamaan bunyi yang harmonis di setiap akhir larik puisi,  ada makna kias yakni nyawa-nyawa melayang dihembus angin merana, ada kata-kata kongkret luka-luka lama,  ada pengimajian yang kuat, sebab dalam menulis ini saya hanya mengandalkan imajinasi berdasarkan apa yang dilihat di televisi, jadi citra-citra yang hadir dibentuk karena turut merasakan penderitaan yang dalam dan agar  rakyat Indonesia bisa mengambil hikmah, dan puisi di atas juga ada irama puisinya jika dibaca dengan sepenuh jiwa, sedang untuk tata letak dibentuk seperti biasa, tidak mengandung ide baru seperti halnya yang ditulis Sutarji Calzum Bakhri dalam puisi-puisinya.
Puisi juga dapat ditulis tanpa harus berpegang teguh pada teori-teori tertentu, melainkan menulis apa saja yang ingin ditulis apa adanya. Kelemahan penulis puisi yang teoritis adalah puisi-puisi yang dilahirkan terlalu terjebak pada aturan, sehingga kurang memperhatikan isi, sedang kelemahan penulis tanpa teori biasanya puisi-puisi yang ditulis susah diterima pasar  atau media. Paling penting dalam menulis puisi adalah membiasakan diri untuk menulis tentang hal-hal yang menarik perhatian, menyentuh perasaan, sepele namun bermakna, tentang; ketidakadilan, kecurangan, keculasan, kejahatan, korupsi, mentalitas bangsa Indonesia, mentalitas masyarakat, dan hal-hal lainnya. Dengan membiasakan diri menulis, puisi-puisi yang dihasilkan akan meningkat secara kuantitaif dan kualitatif, meningkatkan derajat orang dari menulis sekedar hobi menjadi menulis sebagai jalan hidup. Intinya adalah menulislah mulai sekarang, baik berdasarkan teori atau tidak.

B.     Cara Menulis  Ilmiah Populer
Karya ilmiah adalah sebuah tulisan yang berdasarkan fakta yang sebenarnya, menggunakan metode tertentu, dan ditulis setelah melakukan penelitian, baik penelitian lapangan atau kepustakaan. Sedang karya ilmiah populer  adalah karya ilmiah yang ditujukan untuk konsumsi media massa atau masyarakat umum.
Dalam penulisan karya ilmiah populer, ada yang menggunakan motode deduktif yakni kesimpulan umum dulu baru diberi penjelasan, ilustrasi, fakta, analogi, dan contoh-contoh, ada yang menggunakan metode induktif yakni uraian atau penjelasan, ilustrasi, fakta, analogi, dan contoh-contoh, baru diakhir  tulisan diberi kesimpulan, sedang metode campuran adalah gabungan keduanya; kesimpulan diungkapkan terlebih dahulu, di akhir tulisan kesimpulan lebih dipertegas lagi. Cara mana yang ditempuh terserah penulis.
Sebelum memulai tulisan, buatlah kerangka karangan dulu. Kerangka karangan harus dibuat dengan jelas, untuk itu perlu beberapa langkah dalam menulis kerangka karangan seperti yang diungkapkan Prof. Dr. Gorys Keraf; merumuskan tema berdasarkan topik (pokok bahasan) dan tujuan yang ingin dicapai, melakukan inventarisasi atau pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan topik-topik bawahan yang berkaitan dengan tema, penulis mengadakan evaluasi terhadap topik-topik yang ditulis; relevansi masing-masing topik, topik mana yang dipertahankan dan dibuang, menentukan derajat topik mana yang utama dan mana yang penjelas, agar kerangka karangan bagus dalam menyusun tema atau tujuan dan inventarisasi, dilakukan secara berulang-ulang, dan terakhir menentukan pola penyusunan kerangka karangan; pola alamiah yakni suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata  di alam, dan pola logis yakni suatu urutan yang sesuai dengan akal budi atau pikiran manusia.13 
Dari kerangka karangan yang ditulis, lalu dijabarkan dalam bentuk paragraf-paragraf, sehingga tulisan bisa diselesaikan dengan cepat. Namun demikian ada penulis yang sudah terbiasa menulis, justru tidak membutuhkan kerangka karangan yang dianggap membatasi ruang gerak, malah tulisan lebih mengalir tanpa menulis kerangka karangan. Bagi penulis pemula saran ini tidak cocok, sebab ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah “terbiasa” menulis.
Perlu diingat sebuah karangan ilmiah populer, terdiri dari pendahuluan (meski kata pendahuluan sering tidak ditulis di mass media), isi dan penutup. Dalam pendahuluan dijelaskan tentang beberapa hal yang menarik dari fakta yang ditulis agar pembaca tertarik untuk membaca, biasanya terdiri dari dua sampai tiga alinea, isi meliputi minimal dua sub judul sampai tiga sub judul yang masing-masing sub judul terdiri dari tiga sampai sembilan alinea, dan penutup yang biasanya terdiri dari satu sampai tiga alinea. 
Selesai ditulis,  diedit dulu; pungtuasi atau tanda-tanda yang dipakai dalam setiap kalimat atau paragraf, hubungan antar paragraf, kejelasan paragraf utama dengan paragraf penjelas, penggunakan bahasa Indonesia disesuaikan dengan Ejaan yang sudah disempurnakan atau menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan keseluruhan dari isi karangan. Sebaiknya editorial dilakukan sejam atau beberapa jam setelah tulisan selesai ditulis agar ketika mengedit lebih konsentrasi dan fokus, sehingga kesalahan bisa dihindari. Karya ilmiah populer biasanya dimuat di rubrik Opini di media cetak.
e. Cara Menulis Kolom
Kolom adalah jenis tulisan yang merupakan gabungan antara cara menulis sastra dengan cara menulis ilmiah. Maka dalam menulis kolom, orang dituntut memiliki keahlian ganda agar kualitas kolomnya bagus. Meski demikian ini bukan syarat mutlak, melainkan sekadar  upaya agar kolom yang dihasilkan lebih berkualitas. Dalam bahasa berbeda KH. Zainal Arifin Toha atau Gus Zainal mengatakan; “menurut saya, tulisan kolom adalah merupakan gabungan dari cerpen, puisi, artikel, esai, hikmah, bahkan juga cerita humor. Dengan kata lain, kolom adalah merupakan ramuan berbagai macam menu tulisan yang bersifat padat namun berisi.”14 
Penulis kolom yang berhasil seperti Emha Ainun Nadjib, dikenal sebagai penyair dengan beberapa kumpulan puisi, cerpenis (meski cerpen-cerpennya dinilai kurang bagus) dramawan, memahami kreativitas penulis jalanan, memahami tulisan ilmiah dari lingkungannya di Yogya dan pengalaman pernah kuliah. Semua itu diaktualisasikan dalam penulisan kolom yang benar-benar berkualitas seperti Slilit Sang Kiai, yang dibukukan dengan judul sama dan berisi kolom-kolom Cak Nun yang benar-benar bagus.
Bagi penulis kolom yang berlatar belakang puisi atau cerpen, bisa mulai berlatih menulis karya ilmiah populer, lantas suatu waktu berusaha menulis dialog pendek menarik; diawal, tengah, akhir atau acak dalam tulisan ilmiah yang dibuat, dan baru membiasakan menulis kolom dengan gaya sendiri yang tidak mesti meniru orang lain, bagi yang tidak punya pengalaman menulis, berlatihlah menulis puisi atau cerpen, di lain waktu berlatih menulis ilmiah sederhana; pendahuluan, isi dan penutup, dan berusaha menggabung keduanya dalam bentuk tulisan yang baru, tentu setelah terlebih dahulu membaca kolom-kolom lain yang berkualitas.
Pengalaman saya menulis kolom di Pesantren TMI Al-Amien Madura; biasanya setiap minggu dan dua minggu sekali menulis kolom di mading SUASA selama setahun, sayangnya saya tidak punya inventarisasi kolom-kolom yang diberi judul rubrik Air Madurasmita. Sebelum menulis kolom, saya sudah membiasakan diri dengan buku-buku Cak Nun, bahkan saya akui dalam menulis kolom pada tahap itu meniru gaya Cak Nun, baru sepuluh tahun kemudian, saya mencari cara penulisan kolom sendiri. Dalam menulis kolom, biarkan ide-ide mengalir secara liar, baik dalam bentuk paragraf atau dialog, baru dalam proses editorial, paragraf atau dialog diatur sedemikian rupa, bahasa diperbaiki, pemikiran yang kurang ditambah, analisa dipertajam dan fakta-fakta baru yang menarik ditambahkan.
Bahan-bahan kolom diambil dari koran, majalah atau internet tentang sesuatu, contoh; konlik AS dengan Iran yang mayoritas penduduknya Muslim, ini bisa menjadi bahan yang menarik dalam penulisan kolom. Tentu sudut pandang penulisan kolom yang kita buat harus dibuat khas, unik, menarik dan dari sudut pandang berbeda.

C.    Cara Menulis Buku
Beberapa cara menulis sebelumnya, dijadikan sarana latihan untuk menulis buku suatu waktu kelak setelah mampu menjadikan menulis sebagai kebiasaan yang menyenangkan. Terkadang apa yang ditulis di atas mengalami kegagalan untuk dimuat di media cetak, kegagalan yang bisa menghentikan seseorang untuk menulis, maka dengan menjadikannya sebagai media latihan; tidak ada yang gagal, semua itu merupakan proses untuk mampu menulis buku pada masa pendatang.
Sebelum menulis buku, perlu membaca buku-buku best seller yang berkualitas sesuai dengan dengan bidang yang dikuasai sebelumnya. Dari buku itu dipelajari rahasia best sellernya, cara penulisan buku, sistematika tulisan, dan membuat beberapa catatan penting. Lalu motivasi diri bahwa siapa saja bisa menghasilkan buku best seller asal dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh ketekunan, teliti, konsisiten dalam menulis, niat tulus untuk Allah dan agar tulisan bermanfaat bagi orang banyak, memanfaatkan segenap potensi yang dimiliki, dan melakukan proses menulis dari awal sampai akhir dengan tujuan menghasilkan yang terbaik, yang bisa dilakukan diri. Mengenai hasil akhir, bertawakkal pada Allah dalam makna tawakkal yang benar.
Dengan demikian, untuk menulis sebuah buku, Anda tak perlu harus menjadi Doktor, asal punya tekad bulat untuk belajar sendiri, rajin membaca buku, rajin membaca semesta, rajin membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan berusaha memahami makna-maknanya, insya Allah siapa saja bisa menulis buku.
Dalam memulai menulis buku, diawali dengan kerangka karangan, baru mengumpulkan data-data kepustakaan; terdiri dari buku utama yang dijadikan sandaran penulis dan dijadikan sumber kutipan utama dan buku-buku tambahan lain yang bisa dijadikan sumber refrensi, minimal harus menyiapkan 15 buku yang berhubungan untuk menulis sebuah buku, informasi yang berasal dari media massa; koran, tabloid dan majalah, yang berupa kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat, budaya dan lingkungan tertentu (secara kualitatif lebih dari kuantitatif untuk penelitian sosial), dan mencari data-data lain sesuai kebutuhan.
Supaya memudahkan dalam pengutipan sebuah buku; otodidaktor menyediakan kertas-kertas kecil secukupnya sebelum berangkat menuju perpustakaan, memilih buku yang berkaitan dengan yang hendak ditulis –minimal 5 buku-, melakukan pembacaan cepat, ketika menemukan tulisan yang hendak dikutip; ambil kertas yang disediakan, lalu tulis judul buku, penulis (dengan penerjemah jika buku terjemahan), penerbit, tahun penerbitan, dan halaman yang hendak dikutip, baru menulis tulisan yang hendak dikutip; jika kutipan langsung, semua ditulis utuh seperti aslinya, dan jika kutipan tak langsung hanya menulis poin-poin penting saja, begitulah seterusnya sampai seluruh buku bisa diselesaikan dengan pembacaan cepat. Pembacaan cepat bisa dilakukan dengan proses pembiasaan membaca buku.
Mencari bahan tambahan di media cetak dengan proses mirip dengan pengutipan sebuah buku, hanya saja yang ditulis adalah judul tulisan, tanggal, bulan dan tahun penulisan, dan jenis media yang dijadikan kutipan. Demikian juga ketika mencari data-data lewat internet.
Melakukan wawancara dengan orang-orang yang ahli, pengalaman dan memiliki ilmu di bidang yang hendak ditulis. Wawancara yang baik dilakukan dalam bentuk dialog, yang mana pihak yang diwawancarai tidak merasa diwawancarai, bentuk gampangnya adalah silurahmi ke rumah orang dan membicarakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sesuatu yang hendak ditulis.
Melakukan pembacaan kreatif terhadap kenyataan-kenyataan yang disaksikan langsung di tengah-tengah masyarakat. Mencatat semuanya dalam catatan khusus, bisa dalam buku harian atau buku catatan lainnya. Ini penting agar apa yang ditulis bersandar pada kenyataan, bukan praduga semata. Tapi ingat, kenyaataan sering menipu, maka penelitian yang dalam dibutuhkan untuk mengetahui kenyataan yang sesungguhnya.
Mulailah menulis dengan pendahuluan; menjelaskan tentang latar belakang penulisan, metode yang digunakan (metode acak tak apa-apa), garis besar yang hendak ditulis, tujuan penulisan dan hal-hal yang mendorong orang untuk menulis. Dari pendahuluan dilanjutkan dengan penulisan bab pertama; biasanya menulis tentang definisi, makna dari definisi tersebut, dan ilustrasi atau contoh. Dilanjutkan bab kedua; biasanya tentang segala sesuatu yang dibutuhkan orang untuk memahami yang dijelaskan di bab pertama. Diteruskan dengan bab ketiga; biasanya tentang hal-hal lain yang dianggap berhubungan dengan bab kedua yang tidak dijelaskan sebelumnya. Pada bab empat; biasanya seorang penulis berusaha menemukan “hal baru” yang bisa jadi berupa sintesis dari hal-hal yang ditulis sebelumnya. Baru pada bab kelima dilakukan penyimpulan terhadap apa yang ditulis mulai bab pertama sampai keempat. Sengaja disebut “kebiasaan” karena setiap buku memiliki ciri khas penulisan sendiri yang berhubungan dengan kebiasaan orang dalam menulis. Sedang kebiasaan yang dijelaskan dalam buku ini merupakan kebiasaan  saya sendiri.
Data-data yang telah disediakan sebelumnya, dimasukkan ke dalam buku dalam setiap bab sesuai bidang kajian. Berhati-hatilah memasukkan data, jangan sampai menjadikan tulisan menjadi rancu dan tidak dipahami orang.
Prinsip dalam menulis buku adalah triad and error, artinya orang berusaha menulis sesuatu, melakukan kesalahan di dalamnya, memperbaiki kesalahan, melakukan kesalahan lagi, memperbaiki kesalahan lagi, begitu terus sampai buku menjadi sempurna. Itu artinya, kesalahan adalah sarana memperbaiki  tulisan sampai menghasilkan yang terbaik, yang bisa dilakukan orang dalam menghasilkan karya tulis. Jangan jadikan kesalahan, penilaian buruk, dan kekeliruan sebagai trauma, melainkan upaya menyempurnakannya. Prinsip ini sama dengan menjalani hidup, hanya saja perlu ditambahkan dengan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Selesai menulis buku secara keseluruhan, edit kembali untuk memperbaiki kesalahan penulisan, pemilihan kata yang salah, pemberian makna yang keliru, dan memperbaiki segala sesuatu yang dianggap keliru. Bisa jadi sebuah paragraf dipindah-pindah, tak masalah senyampang perbaikan merupakan penyempurnaan, bukan mengacaukan hasil tulisan. Editorial minimal dilakukan tiga kali untuk sebuah buku yang ditulis.
Dalam proses pengeditan, sebaiknya buku diserahkan pada teman atau orang lain untuk mendapat masukan yang konstruktif. Masukan jangan ditelan mentah-mentah, melainkan dipikirkan dan dianalisa secara seksama, jika masukan “lebih tepat” dari yang ditulis, tidak boleh segan untuk merubahnya.
Buku yang sudah diedit, diajukan ke penerbit. Biasanya penerbit besar “sulit” menerima penulis buku yang dianggap pemula dan tidak terkenal, maka seorang penulis baru harus mencari penerbit-penerbit kecil yang butuh buku untuk diterbitkan. Untuk mengetahui hal ini, perlu koneksi, orang lain yang punya jaringan, dan butuh pengetahuan yang luas. Penolakan dari sebuah penerbit bukan berarti tulisan jelek, sebab bisa jadi tulisan yang dibuat tidak sesuai dengan kehendak “pasar” dengan segala macam cita rasanya. Ada dua jalan jika ditolak; perbaiki tulisan sampai sempurna atau simpan dulu, dan berusaha menulis buku baru lainnya.
Seandainya telah menghasilkan tiga buku, namun tidak ada satu pun yang diterbitkan, beranikan diri untuk menerbitkan dengan uang sendiri; jika tebal halaman 100 halaman 1,5 spasi kertas kwarto, paling uang yang dibutuhkan maksimal 5-10 juta rupiah, jika bertambah tebal, bertambah besar pula uang harus disediakan.  Banyak penulis besar yang sukses, justru setelah menerbitkan sendiri bukunya seperti Carmel Bird, atau malah seperti Frans kafka, yang karyanya baru diterbitkan setelah meninggal dunia, tapi justru dijuluki pelopor  sastra posmodern.
Namun, jika ternyata tetap tidak bisa, maka Anda dapat berjualan buku di internet melalui blog gratis yang dibuat. Pembaca yang telah mentransfer uang, Anda kirimi tulisan ke email atau wibe site mereka atau biarkan mereka mendownlowd sendiri. Biayanya murah meriah. Hanya cara ini beresiko, sebab karya Anda dapat dijiplak orang.

Cara Menulis CERPEN?


Samhori[i]

I. Memahami Apa Itu Cerita Pendek/Cerpen?
Ciri-ciri Cerita Pendek
  1. Bercerita tentang suatu peristiwa, pengalaman, dan khayalan atau menyuguhkan cerita dengan bercerita.
  2. Sebuah karya fiksi yang bertsifat fiktif dan imajinatif, ada yang berdasar kenyataan dan tidak
  3. Cerita ditulis dalam bentuk prosa
  4. Panjang cerita dalam batasan tertentu

II. Mendalami Unsur-Unsur dalam cerita pendek

Unsur-unsur cerpen  terbagi dalam unsur intrinsik/berada dalam cerita ada enam yakni tema, tokoh/perwatakan, latar/setting, alur, teknik penceritaan, diksi dan unsur ekstrinsik; hal-hal yang mempengaruhi cerita dari luar yakni budaya, sosial, politik, ekonomi, dan adat istiadat.
1. Tema; persoalan yang menduduki tempat utama dalam cerita. Tema dalam cerpen biasanya tersembunyi. Tema cerita berasal dari segala aspek kehidupan manusia.
2. Tokoh dan Perwatakan.
Tokoh tiga dimensi; fisiologis (fisik; kelamin, umur, tubuh, raut muka), sosiologis (status, pekerjaan, jabatan, peranan dlm masyarakat, kepercayaan, organisasi, dan kegiatan sosial), psykologis (mentalitas, norma-norma, temperamen, perasaan, keahlian, watak, dan kecerdasan).
Macam-macam tokoh dari sudut peran dalam cerita terbagi dalam tokoh utama, tokoh pembantu, dan tokoh tambahan (yang mendukung cerita) tokoh antagonis (tokoh jahat).
Dari sudut macam perwatakan terbagi dalam;
  1. perwatakan statis; watak tokoh tidak berubah dari awal sampai akhir
  2. perwatakan dinamis; watak tokoh berubah-rubah
  3. perwatakan datar; watak tokoh dilihat dari salah satu aspek
  4. perwatakan bulat; watak tokoh dilihat secara keseluruhan seperti manusia apa adanya.
3. Alur Cerita; rentetan cerita dalam cerpen/jalannya cerita.0
Bagian-Bagian alur;
  1. Keterangan permualaan/pengenalan cerita/tokoh.
  2. Penggawatan atau komplikasi; konflik cerita mulai masuk dalam cerita
  3. Puncak kegawatan atau klimaks; puncak ketegangan dalam cerita
  4. Peleraian atau antiklimaks; melerai konflik dalam cerita
  5. Penyelesaian akhir atau ending cerita; happy ending, bad ending, Quistion ending dan no ending.

4. Latar atau Setting Cerita; latar belakang hidup tokoh dan gambaran tempat atau waktu peristiwa dalam cerita. Latar yang baik harus mendukung unsure-unsur cerita laian seperti alur, perwatakan dan peristiwa. Latar juga berkaitan dengan warna lokal atau daerah dari suatu peristiwa atau cerita.

Tiga unsur setting adalah pertama waktu ; masa kini, masa lalu, masa depan dan waktu tak tentu (penulis tidak menyebutkan waktu cerita), kedua Suasana terbagi dalam suasana alamiah (berhubungan dengan alam; tempat, waktu dan cuaca), suasana soiso cultural (tata krama, tradisi, cara hidup, struktur masyarakat, sejarah dan kebudayaan), suasana batiniah (suasana hati, perasaan, khayalan, dan pikiran)

5. Teknik Penceritaan; penulis harus menentukan pusat cerita atau pusat pengisahan dari cerita yang diceritakan. Terbagi dalam:
Pertama; Metode orang Ketiga (dia atau mereka) terbagi; pengarang sebagai dalang (penulis menceritakan segala sesuatu yang dibuat, dikerjakan, dirasakan dan dipikirkan tokoh dalam bercerita, penulis tahu segala hal), pengarang sebagai juru berita (penulis menceritakan tokoh dari sudut yang dilihat dan didengar saja seperti laporan wartawan), pengarang sebagai pengamat (pengarang hadir dalam setiap tokoh, tapi kehadirannya tidak terlalu nampak).
Kedua: Metode Orang Pertama (aku, saya, beta); metode otobiografi (tokoh cerita adalah diri sendiri pribada yang diceritakan, seluruh cerita tentang diri sendiri), Metode aku (Seperti menceritakan diri; pikiran, perasaan, dan khayalan, dan orang lain sebagai tokoh pelengkap).
6. Diksi ; pilihan kata. Pemilihan kata yang tepat, sehingga dapat menghidupkan imajinasi pembaca dan kemampuan membedakan nuansa-nuansa makna sesuai gagasan yang ingin disampaikan serta kemampuan menentukan bentuk yang sesuai situasi/keadaan pembaca atau media bersangkutan.

III. Menulis Cerpen sebagai Praktik

Mulai menulis sumber cerita yang berasal pengalaman masa lalu; kenangan masa kecil, kejadian tak terlupakan, pengalaman pahit, pengalaman yang menyenangkan atau menyedihkan. Kata kuncinya : “Aku ingat ….”
Berlatih menulis yang diingat! Khususnya pengalaman paling menyakitkan dalam hidup.  Semua bahan untuk karya sastra tidak lain adalah kehidupan masa lali saya, Marcel Proust. Berlatih menulis di buku harian. Orang yang kembali ke buku harian adalah orang yang mencari dirinya, penyusuran jalan menuju pengembangan dan kesadaran, jalan menuju kreatifitas. Anais Nin
Dalam mencari Inspirasi atau gagasan/ide dari masa lalu juga. Jika gagasan terlalu banyak untuk di tulis, bersemedi sebentar atau merenung, dan mendengarkan mimpi, lalu mulailah menulis.
Cara menjelajahi ide: coba tulis topik berikut; kegelapan, api, bunga, batu, sekolah, matahari, bulan pernikahan, pemakaman, dan ketakutan, ketika menjelajahi topik-topik ini, topik-topik lain muncul, pilihlah ide yang paling menarik perhatian anda.
BerImajinasilah (Menyusun citra dalam diri tentang sesuatu hal,benda,kejadian dan keadaan) dari hal-hal yang kita temukan dalam dunia keseharian, caranya mencatat apa yang kita lihat, dengar, dan alami setiap hari. Dari bahan mentah ini, dunia imajinasi cerita yang kita inginkan mulai dibangun dan ditulis menjadi cerita pendek. Jika kita menulis yang benar-benar ingin kita tulis, imajinasi akan membangun cerita perlahan-lahan secara otomatis. Buatlah kliping Koran tentang masalah yang disukai, sebagai bahan untuk penulisan cerpen.
Dalam menulis paragraf pertama harus hati-hati, apa sudah mampu menarik perhatian pembaca? Kalimat-kalimatnya tepat nggak? Bila mengganggu, paragraf  pertama dibuang atau diganti. Contoh paragraf pertama: Tak lama setelah ibuku meninggal, aku mengemasi barang-barangku dan pindah ke rumahnya di muara Georgia Savage.
Memperhatikan penggunaan kata keterangan,  kata sifat dan Kata serapan (berasal dari bahasa Inggris atau Madura). Klasifikasi cerita A Hidup, B nyaris hidup, C nyaris mati dan D mati. Prosa yang mati adalah prosa yang membosankan salah satunya kerena penggunaan kata sifat dan keterangan secara berlebihan. Rebecca West pernah menulis ulang sebuah bab sampai 26 kali.
Sering menulis agar irama prosa muncul dan mengalir dalam kalimat, sehingga kaliamat dalam bentuk sejati tercipta. Coba baca kalimat-kalimat yang ditulis keras-keras untuk menangkap nadanya, belajar mengetahui irama yang tepat. Rasa ini bisa dipupuk dengan banyak membaca buku fiksi/cerita.
Sudut pandang cerita (orang pertama dan ketiga) harus unik dan menarik, dengan menggunakan bukan dengan system PTS (penulis segala tahu; semua perincian ditulis, padahal ada yang tidak perlu). Perlu banyak membaca cerpen lain untuk mengetahui cara mencari sudut pandang pada penokohan orang pertama dan ketiga.
Menulis cerita lewat sarana understatement (ungkapan dalam gaya menahan diri dan sering menggunakan bentuk negatif atau ironi) bukan overstatement (menulis dengan cermat apa yang dapat dilihat, dirasa, dan diengar panca indera).
Paragraf terakhir harus diperhatikan dengan baik, ada kalanya editor memperhatikan paragaraf pertama dan terakhir. Dalam menentukan akhir cerita dengan menentukan apa happy ending, bad ending, Quistion ending dan No ending.
Penulis fiksi memiliki kebebasan untuk membiarkan cerita menurut arahnya sendiri, tapi penulis harus memegang kendali keseluruhan dari cerita.
Memberi judul cerpen yang bagus, menarik dan sesuai, bisa dtentukan dulu atau ditentukan terakhir setelah cerita selesai ditulis. Judul yang menarik terkadang terdiri dari satu atau dua kata saja, tidak perlu panjang.
Membuat pembaca mempercayai yang kita tulis; nama-nama tokoh dipilih yang sesuai dengan karakternya, menghindari yang bersifat kebetulan, yakin pada kebenaran yang disampaikan dan kita percaya yang kita tulis.
Menulis pertama kali dengan tangan, perbaiki tulisan tangan sambil menulis di komputer, selesai ditulis perbaiki kembali tulisan agar menghasilkan yang terbaik. Menulis ulang cerpen yang kita tulis minimal tiga kali tulis ulang, lima kali lebih baik.
Penulis adalah orang yang MENULIS, bila anda tidak menulis, maka bukan seorang penulis. Perlu keberanian, dedikasi, kerja keras, dan kesungguhan.
Kesalahan-kesalahan dalam penulisan cerpen
  1. Klise; ungkapan-ungkapan yang tidak sesuai, yang  kita tulis dan mengaburkan gambaran yang ingin ditulis atu ceritanya biasa-biasa saja.
  2. Jargon; menulis kehidupan orang dengan kata-kata yang diciptakan pekerja sosial dan psikolog. Contoh jargon komputer update dan download.
  3. Kekeliruan bodoh; benda-benda mati dihidupkan seperti manusia tanpa mengetahui caranya.
  4. Metafora campur aduk yang tak jelas maknanya, tahi lalat pada jalan tol kehidupan politikus.
  5. Dialog kaku; perkataan orang tidak persis ditiru, tapi buatlah kesan pada pembaca bahwa dialog itu seperti yang pernah mereka katakan atau jangan dibuat-buat. Perlu latihan menulis percakapan.
  6. Gambaran tentang sesuatu secara berlebihan, sehingga mengganggu cerita.
Menulis keinginan dan kendala yang dihadapi saat menulis menulis, misalnya ingin menulis cerpen dan ingin dimuat di majalah, kendalanya; takut salah, malas, kekurangan ide dan tidak tahu ceritanya. Monster kendala disingkirkan dengan bersikap santai, ketika suasana nyaman hadirkan Malaikat yang berupa keinginan menjadi penulis terkenal, mulailah menulis.
Anjuran-anjuran praktis bagi yang ingin menulis cerita pendek:
  1. Mengetik di komputer lewat rental, kalau punya uang membeli komputer.
  2. Belajar mengetik di atas komputer atau Microsoft Word
  3. Membaca rubrik buku dan resensi buku di Koran.
  4. Membeli buku tentang tata cara menulis
  5. Membeli majalah yang banyak memuat cerpen dan buku kumpulan cerpen.
  6. Bergabung dengan kelompok penulis untuk saling tukar menukar pikiran
  7. Banyak membaca buku
Cara agar tulisan dibaca orang orang/dipublikasikan:
  1. Mengirimkan tulisan ke majalah-majalah cerpen
  2. Mengikutkan tulisan dalam berbagai sayembara
  3. Membacakan cerita di depan umum atau lewat radio lokal
  4. Kalau sudah menghasilkan 20 cerpen, kumpulkan yang temanya selaras.
  5. Pilihlah satu penerbit dan kirimkan.
Syarat-syarat cerpen untuk majalah; diketik dua spasi New Times Roman 12 sebanyak enam lembar, atau lebih dari 1200 kata.
Tale of Peter Rabbit  (Harry Potter) karya Beatrix Potter, ditolak oleh tujuh penerbit, dia menerbitkan sendiri dan diminta penerbit lain, sekarang menjadi penulis terkaya di jagad raya. James Joyce pernah ditolak 22 penerbit untuk karyanya Dubliners, begitu terbit berjhasil dengan sukses. Frans Kafka seumur hidup karya-karyanya tidak diterbitkan, berkat jasa seorang teman diterbitkan setelah kematiaannya.


[i] Pembacaan kreatif dari Buku Menulis dengan Emosi, Pantuan Empatik Mengarang Fiksi, Carmel Bird dan buku: Cerita Rekaan dan Seluk Beluknya, Frans Mido


Selasa, 21 Januari 2014

PENGUMUMAN BARU

“LFLC”
Learning For Living Centre
Pusat Pembelajaran Seumur Hidup
No hp: 082247214382, www.samhori.wordpress.com
Barat Balai desa Wonosari No.26 B Bondowoso Jatim Indonesia

LFL merupakan unit usaha yang bergerak di bidang pendidikan Kuliah Online Gratis http://www.sampenulis.wordpress.com atau www.samhori.wordpress.com,, kursus dan pelatihan.
VISI
Membentuk Generasi Muda Visioner yang memiliki tekad untuk Belajar Otodidak seumur hidup, Mandiri, dan Beriman penuh keyakinan.
MISI
1. Membuka cakrawala baru bahwa kesuksesan mampu diraih dengan menerapkan nilai-nilai Islam yang sesuai dengan abad 21 ini.
2. Mengerti jenis Kecerdasan Berganda dan Gaya Belajar yang dimiliki, sehingga mampu mengembangkannya sesuai dengan kepribadian masing-masing untuk memudahkan dalam meniti tangga kesuksesan masa depan.
3. Mampu bekerja sama dengan siapa saja, sehingga dapat hidup mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Memiliki keimanan yang kuat sebagai benteng menghadapi kompleksitas zaman dan akselerasi perubahan.
5. Melakukan Perubahan Pendidikan di Indonesia melalui pelajar dan mahasiswa, sehingga mereka berhasil menjadi generasi yang arif dan bijaksana
Unit Usaha
1. Kuliah Online Gratis KOG
http://www.sampenulis.wordpress.com atau www.samhori.wordpress.com, Groups Facebook samhari hasan atau zamhari.hasan Program Informal: Bahasa Indonesia, Kewirausahaan, dan Pendidikan (Belajar Otodidak/Sendiri).
Kuliah Online Gratis sudah berjalan dari tahun 2007-sekarang lewat www.sampenulis.wordpress.com (yang terbaru dan bisa komentar/interaksi www.samhori.wordpress.com), yang ikut ratusan orang secara online, tapi karena saya harus membiayai sendiri semuanya; maka saya kesulitan sekali (malah hampir saya tutup), sehingga butuh kerja sama dari donator yang tidak mengikat dan siapa saja yang peduli pada pendidikan. Sekarang saya juga melakukan Offline di rumah dengan alamat; Barat Balai Desa  Wonosari No.26B Bondowoso Jatim -68282-
Bagi yang mau bantu LFLC Pusat Pembelajaran Seumur Hidup, silahkan transfer ke No. Rek. 1200470733 atas nama SAMHORI bank BCA cabang Bondowoso.  Atau no rek. 7310020279 bank Muamalat Cabang Jember atas nama SAMHORI. Terima kasih!
2. Pelatihan Belajar Otodidak
a. Mengerti Belajar Bagaimana Belajar (BBB), sebab cara belajar sama pentingnya dengan belajar.
b. Belajar bukan sekadar untuk ujian melainkan guna menjalani kehidupan yang lebih baik
c. Meruntuhkan penghalang mental untuk berhasil dalam belajar di sekolah/pesantren
d. Meyakini setiap orang merupakan makhluk terbaik ciptaan Allah yang cerdas, ini dibuktikan dengan Tes Kecerdasan Berganda yang telah dipersiapkan.
e. Mampu belajar mandiri sesuai dengan gaya masing-masing anak yang memang unik dan khas, dibantu dengan Tes Mengetahui Gaya Belajar.
f. Memiliki semangat belajar seumur hidup
3. Konsultasi tentang Belajar untuk Pelajar dan Mahasiswa
a. Kesulitan Belajar
b. Memperoleh nilai lebih baik
c. Memahami cara belajar dan gaya belajar
d. Memahami Kecerdasan Berganda setiap orang
4. Kursus Bahasa Indonesia: 6 SD, SMP – SMA dan yang sederajad
5. Kursus Bahasa Arab

Kuliah Online Gratis, terbagi dalam dua Klasifikasi;
Klasifikasi Terbaik:
  1. Kuliah sungguh2 secara Online atau nyata di rumah saya Barat Balai desa Wonosari no.26B bondowoso seminggu sekali atau minimal sebulan 2x selama 1-2 tahun.
  2. Berkometmen pada diri sendiri untuk belajar otodidak seumur hidup di rumah dan dimana saja, minimal membaca buku/semesta dan kehidupan 1 jam tiap hari.
  3. Copy paste Isi Formulir ke word, diisi pakai word dan dikirimkan ke samharihasan@gmail.com atau sam_penulis@yahoo.com atau otodidaktor@yahoo.co.id
  4. Buku Belajar Otodidak Sampai Mati (yang pernah terbit ke seluruh Indonesia dengan judul: Mau Kuliah Alternatif? BELAJAR OTODIDAK, Dong! Saya kirim ke email anda setelah mengisi formulir dan mengirimkan ke email saya.
  5. Klik subjudul BERANDA yang berisi buku Belajar Otodidak Sampai Mati, pelajari dan jawab pertanyaan yang ada n kirim ke email samharihasan@gmail.com. Diskusi dapat dilakukan melalui melalui zamhari.hasan, groups Kuliah Online Gratis.
  6. Setelah selesai membaca dan menyimpulkan, tentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk belajar otodidak 2 jam setiap hari sesuai bidang study yang hendak dipelajari. minimal membaca 10 buku tentang suatu bidang. Misal; ingin belajar otodidak tentang pendidikan, baca 10 buku yang berkaitan dengan pendidikan.
  7. Anda dapat mengikuti Kuliah Online Gratis melalui; Group Kuliah Online Gratis di facebook samhari hasan atau zamhari.hasan 2 buku materi kuliah online gratis dapat di downloud/ www.sampenulis.wordpress.com dan berdiskusi lewat sana.
  8. Menjawab Pertanyaan Evaluasi KOG dan melaksanakan tugas yang ada.
  9. Dalam bab V tentang Skill menulis, maka anda harus mulai menulis sesuai genre yang disukai; cerpen, puisi, kolom, ilmiah atau kritik sastra. Minimal anda menguasai 2 genre; contoh; cerpen n Ilmiah.
  10. Baca dan Pelajari Buku KOG kedua yakni Cara Berdagang Secara Islami supaya anda bisa mandiri
  11. Jika mau refreshing, anda dapat membaca Puisi, Kumpulan Cerpen atau Novel dalam blog ini
  12. Susunlah makalah sebagai skripsi anda, minimal sebanyak 50 lembar 2 spasi, kirimkan ke email samharihasan@gmail.com, setelah saya pelajari dan edit, anda akan diberi penilaian. Lalu saya tentukan anda lulus kuliah online gratis ini atau tidak
Klasifikasi Kedua
  1. Anda bisa mengikuti Kuliah Online Gratis sesuai kemauan anda sendiri, mau sebulan sekali atau hanya mau baca buku karya saya saja.
  2. Anda tidak perlu Isi Formulir
  3. Buku Belajar Otodidak Sampai Mati (yang pernah terbit ke seluruh Indonesia dengan judul: Mau Kuliah Alternatif? BELAJAR OTODIDAK, Dong! Bisa dibaca http://www.sampenulis.wordpress.com
  4. Klik subjudul BERANDA yang berisi buku belajar Otodidak Sampai Mati, pelajari dan kirimkan kesimpulan atau komentar perBab ke email samharihasan@gmail.com. Hal yang tidak dipahami, tanyakan melalui zamhari.hasan
  5. Anda dapat mengikuti Kuliah Online Gratis melalui; Group Kuliah Online Gratis di facebook samhari hasan atau zamhari.hasan 2 buku materi kuliah online gratis dapat di downloud/ www.sampenulis.wordpress.com dan berdiskusi lewat sana.
  6. Baca dan Pelajari Buku KOG ke 2 yakni Cara Berdagang Secara Islami supaya anda bisa mandiri
  7. Jika mau refreshing, anda dapat membaca Puisi, Kumpulan Cerpen atau Novel dalam blog ini
  8. Susunlah makalah sederhana sebanyak 10 lembar, kirimkan ke email samharihasan@gmail.com, maka anda berarti lulus kuliah online gratis ini. Selamat!
Wonosari Bondowoso, 6 Agustus  2016
Kuliah Online Offline Gratis
Berapa banyak hasil didikan sekolah umum dan pesantren yang memiliki semangat belajar yang tinggi, namun tidak mampu mengembangkan diri lewat jalur pendidikan akademis (Perguruan Tinggi), karena mahalnya biaya pendidikan dan semakin sulitnya beban masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seharusnya mereka bisa mengembangkan diri lewat jalur lain yakni Belajar Otodidak (belajar sendiri), namun dikarenakan belum memahami caranya, sehingga mereka tidak dapat melakukannya.
Kenyataan inilah yang mendorong saya untuk untuk membentuk Rumah Belajar Seumur Hidup bagi generasi muda yang tidak mampu melanjutkan kuliah ke Perguruan Tinggi. Rumah Belajar ini diharapkan bisa menjadi alternatif bagi mereka untuk terus menerus mengembangkan diri, sehingga mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
Dalam Rumah Belajar ini, secara umum generasi muda akan dididik dalam bidang; belajar otodidak, cara berwiraswasta, dan meyakini Islam sampai ke dalam lubuk hati terdalam, serta boleh memilih bidang yang akan ditekuni mereka asal sesuai keahlian saya; sastra, penjualan, studi budaya, dan Islam.
Kuliah Online Gratis sudah berjalan dari tahun 2007-sekarang lewat www.sampenulis.wordpress.com (yang terbaru dan bisa komentar/interaksi www.samhori.wordpress.com), yang ikut ratusan orang secara online, tapi karena saya harus membiayai sendiri semuanya; maka saya kesulitan sekali (malah hampir saya tutup), sehingga butuh kerja sama dari donator yang tidak mengikat dan siapa saja yang peduli pada pendidikan. Sekarang saya juga melakukan Offline di rumah dengan alamat; Barat Balai Desa  Wonosari No.26B Bondowoso Jatim -68282-
Di samping itu, pelajar dan mahasiswa dapat datang ke rumah saya untuk; mengetahui potensi yang dimiliki, memahami bahwa dirinya cerdas, memperoleh nilai di sekolah/universitas lebih baik, mengetahui cara belajar yang cocok untuk mereka, menumbuhkan semangat belajar sendiri dan menjalani hidup yang bermanfaat bagi bangsa, agama dan umat Islam.
Belajar Otodidak merupakan sarana untuk mampu belajar sendiri di bidang ilmu yang hendak dikuasai, dari pendalaman yang mereka lakukan bisa mengembangkan diri seperti yang dilakukan Hamka, Emha Ainun Nadjib, D. Zawawi Imron dan KH. Moh. Idris Jauhari, sehingga setiap generasi muda mampu terus menerus belajar sepanjang hayat. Sebab dalam perkembangan zaman ke depan, hanya orang yang mampu belajar seumur hidup dan mampu mengembangkan apa yang dipelajari dalam pekerjaan yang ditekuni, akan berhasil dalam hidupnya.
Perkembangan pesat di bidang teknologi dan informasi, harus dibarengi dengan kemampuan untuk mampu mengelolanya menjadi bahan produktif yang mampu menghasilkan uang sebagai sarana menjalani kehidupan. Ini bisa dilakukan dengan memiliki pengetahuan mendalam sekaligus mempraktekkan apa yang diketahui dalam dunia wiraswasta. Dari sini diharapkan para generasi muda mau menekuni pekerjaan apa saja asal halal, sehingga mereka bisa hidup mandiri sekaligus membiayai diri untuk belajar seumur hidup.
Islam selama ini dilihat sebagai simbol-simbol, bukan dalam maknanya yang hakiki, sehingga umat Islam di Indonesia kurang mampu memainkan peran yang signifikan. Untuk itu, generasi muda perlu memperkuat keislaman mereka dalam makna yang hakiki; ibadah spritual, ibadah sosial, dan karya nyata. Hal ini bisa dilakukan dengan memahami keilmuan Islam, mempraktekkan apa yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari, dan melakukan sesuatu yang bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.
Hasil dididkan Rumah Belajar diharapkan mampu belajar sendiri seumur hidup, mampu memenuhi kebutuhan hidup melalui wiraswasta, dan mampu memperkuat keislaman mereka sehingga mampu menghadapi arus perubahan sekaligus tantangan zaman.
Siapa saja boleh mengikuti kegiatan di Rumah Belajar tanpa dipungut biaya. Para calon peserta didik bisa menentukan bidang apa yang akan dipelajarinya, sesuai kesenangan masing-masing.

Hamba Allah: Ahmad Zamhari Hasan/Samhori
otodidaktor@yahoo.co.id