Senin, 07 Juni 2010

Tulisan Salah Satu Otodidaktor KAO

Manusia Visioner Abad Modern

Ada sebuh ungkpan yang cukup menarik, kalau mau merubah sejarah yang ada maka proses yang dilakukka adalah menempatkann ide sebagai ujung tombak perubahan. Dengan kata lain proses perubahan social ditetentukan dari idea yang bersumber dari imajinasi akal, dan idea itulah yang nantinya akan menentukan jalannya sejarah dimasa depan. Pendapat ini berdasar pada analisis Max weber bahwa idea yang merupaan bagian dari pikiran ala bawah sadar yang akan mengahislkan sesuat, ide yang akan menciptakan atau mewujudka cita-cita seseorang sebab ide bersumber dari kemauan diri manusia. Apa dan bagaimana bentuk kehidupan dimasa akan datang semua tergantung dari keeradaan idea atau kemampan pikiran untuk menggambarannya. Itu menrut weber.
Dengan kata lain ide yang tergambarkan untuk masa depan disebut dengan visi. Visi adalah gambaran atau visualisasi tentang masa depan yang ingin kita raih,sepeti penjealasan sebelumnya. Atau dalam bahasa sederhananya visi juga bisa berarti niat.
Bicara tentang visi ada sebuah kisah menarik tentang 2orang tukang kayu,sebut saja joko dan jiki. Dua-duanya sama – sama berprofesi sebagai tukang kayu. Namun ketika 15 tahun kemudian si JOko sudah memiliki usaha moulding sendiri sementara si Jiki masih hidup dengan kehidupananya sebagai tukang kayu. Apa yang menjadi perbedaan dari mereka berdua. Perbedaannya adalah Si Joko memlik visi dalam pekerjaannya bawa kelak ia akan memilki usaha sendiri dari pekerjaannya sekarang, sementara si Jiki hanya terlalu sibuk dengan pekerjaanya sehingga sampai tidak sempat untuk berimajinasi.
Cerita singkat diatas hanyalah contoh, keinginan atau visi yang berawal dari ide dalam pikiran yang akhirnya merubah nasib seseorang. Si Joko sudah memproyeksikan bahwa dimasa depan ia akan memiliki kehidupan yang jauh lebih baik, dengan mempunyai visi yang matang dan ternyata benar ia memiliki usaha moulding sendiri. Muncul pertanyaan kenapa visi begitu penting? Sebab visi bersumber dari alam bawah sadar kita, dan kita akan berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan visi kita tersbut. Manusia akan beruusaha mengejar kebahagiaan hidup untuk dirinya sendiri. Alasan lainnya sebab orang besar bukan hanya mereka yang hobinya bermimpi besar seperti kata david j. Schwart tapi juga memiliki visi dalam hidupnya. Itulah manusia yang visioner. Semakin kita memlki visi dalam hidup kita akan memusatkan energy dan pikiran kita untuk mencapainya (endra k. prihadi).
Ada satu kasus menarik lagi, masih menurut studi dari weber karena saya termasuk salah satu pengagum Weber yaitu mengenai tesisnya etos kapitalisme dan semangat Kristen protestan. Menurtnya kapitalisme lahir dari semangat orang-orang protestant yang memilki kemauan untuk berubah secar drastis dan berani melawan pemikiran-pemikiran yang dogmatis.
Dalam kaptalisme terkenal dengan istilah pemkiran yang rasional, keterbukaan dan kemandirian serta kesederhanaan. Hal ini pulalah yang nantinya melahirkan modernisasi dalam segala bidang. Etos protestan menurutnya lahir akibat perlawana bentuk dogmatisme yang dianut dalam katolik. Dalam ajaran protestan ayat bibel boleh ditafsirkan secara bebas bagi si pembacanya, sementara dalam katolik tidak demikian, yang berhak menafsirkan bible hanya meraka yang mempunyai otoritas atau kedudukan tinggi dalam gereja, sehingga pemeluknya hanya menerima mentahnya apa yang disampaikan oleh gereja. Dalam protestan mereka diajarkan pula menanggung semua tanggung jawab secara mandiri,sebab mereka adalah manusia merdeka. Mereka menolak bentuk pemandegan pemikiran yang terjadi pada ajaran katolik yang membekukan kemampuan akal pemeluknya sehingga pemeluknya menjadi kaku, kalau bahasa sekarang menjadi katro, kampungan. Penolakan protestan inilah yang akhirnya menciptaka struktur social yang bertentangan dengan paham katolik gereja pada masa itu.
Mereka kaum protestant mengusung cara berpikiran terbuka dan luas serta bebas dari tekanan siapapun, manusia bebas berfikir mengenai apapun dan bebas untuk bertindak sebab manusia adalah makhluk yang merdeka sejak ia lahir. Pemikiran ini menjadi tersebar luas dan era ini dikenal dengan era Reinessance atau era pencerahan. Mereka mempunyi visi sendiri yaitu menjadi manusia yang bebas dan terbuka, anti terhadap segala dogmatisme pemikiran dan tindakan. Berdasar kasus tersebut Weber menganalogikan kemauan protestan sebagai bentuk dari penanaman ide dari pemeluknya sehingga mereka bisa membuat sejarah baru dalam dunia. Mereka memliki visi atau bentuk tentang bagiamana harusnya dunia ini,itulah the power of vision. Hanya saja visi atau idea mereka masih dalam bentuk kasar,hanya dalam bentuk perlawanan secara pemikiran belum menjadi visi yang terkonsep atau tersusun dalam sebuah rencana jangka panjang.
Itulah pentingnya visi, seperti yang telah dibuktikan oleh kaum Kristen protestan sehnga mereka bisa mengubah situasi pada masa itu. Dalam Islam sebenarnya diajarkan tentangs sebuah visi atau ide (ideology,konsep). Kehadiran Nabi Muhammad membawa sebuah visi dan misi. Misi nabi pada masa itu adalah membebaskan masyarakat dari kekejaman penguasa dan mencipatakan kehidupan masyarakat yang baru yang sesuai dengan ajran Tuhan . sementara visi beliau adalah kejayaan bagi Islam sebagai rahamat bagi alam semesta. Bisa dikata visi beliau adalah visi demi kemashlahatn ummat demi kebaikan bagi sesama manusia, bukan visi untuk memenuhi tujuan pribadi. Itilah visi yang semestinya diajarkan, itulah visi manusia secara social bukan lagi secara personal.
Bagiamaa memetakan visi tersebut agar dapat berjalan? Dalam mencapai visi tersebut perlu dibuat tahaan-tahapan tertulis untuk menapainya. Tahapan tertulis Itulah yag dinamakan dengan konsep. Bicara tentan konsep ada sebuah kisah menarik lagi, kali ini tentang penelitian yang dilakukan salah satu universtas dari Amerika Serikat tentang kehidupan 10 orang, yang memiki latar belakang berbeda. Mereka berasal dari jenjang sekolah yang sama. Ketika 25/30 tahun kemudian, hidup mereka semua tentu berbuah. Menariknya dari 10 orang tersbut hanya 2 atau 3 orang yang menjad pengusaha sukses dan menikmati masa tua dengan harta kekayaan mereka,semnetara sisanya hiudup dengan standar hidup yang pas-pasan. Setelah ditelisik lebih jauh ternyata yang menjadikan 3 orang tersebut berhasil adalah karena mereka memiliki program jangak panjang yang berdasarkan visi mereka masing-masing.
Mereka memiliki visi yang tertulis dalam program-program kehidupan mereka yang tersusun dengan rapi. Maka setelah kejadian ini berhasil diketahui oleh khalayak maka diambil kesimpulan bahwa salah satu factor kemajuan dari seseorang atau sebuah bangsa adalah memiliki visi yang jelas dan program jangka panjang yang terukur untuk mencapai visi tersebut.
Islam pun mengajarkan tentang pentingnya sebeuah konsep atau perencanaan jangka panjang. Dalam al-qur’an dijelaksan tentang lauful mahfudz yaitu buku kehidupan dari Allah swt yang dimana dalam buku tersebut takdir semua makhluk hidup serta jalannya alam semseta ini dijalankan. Itulah kehendak Tuhan yang diproyeksikan dengan penuh ketelitian dan perencanaan yang matang. Tuhan pun melakukan konsepisasi atau pemograman yang teratur dalam menjalankan dan mengatur alam semesta ini. Oleh karena itu sangat aneh jika masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama ( Islam ) tidak menjalankan apa yang dilakkan oleh Tuhan. Padahal Nabi sendiri bersabda,”berkakhlaklah kamu dengan akhlak Tuhan”.

Praktik Lebih Penting dari Teori
Selantnya adalah lakukan pemetaan pemrograman kehidupan seperti diatas. Langkahnya sederhana. Cukup sediakan kertas dan pulpen lalu tuliskan rencana-rencana jangka panjang apa yang ingin dihasilkan. Tuliskan rencana-rencana yang ingin dijalankan ditiap tahunnya dan sampai tahun berikutnya. Jika tidak mau terlalu banyak berfikir cukup buat rencana untuk beberapa bulan kedepan. Yang saya maksudkan disini adalah mebuat rencana untuk jangka waktu 6 bulan kedepan,setelah 6 bulan berlalu buat lagi rencana untuk 6 bulan begitu seterusnya. Perbdaan mencolok antara masyaraat ngara maju dengan masyarakat Negara berkembang adalah masyaraat Negara maju memiliki visi yang jelas serta perencanaan jangka panjang yang terukur rapi.
Saya pernah disindir dengan apa yang saya lakukan yaitu mmebuat konsep untuk rencana jangka panjang saya. Lalu kawan saya berkata, ” ah,itukan Cuma konsep. Paling-paling ga dikerjakan juga atau gagal”. Saya menjawab,” yah itu lebih jadi ketika gagal kita sudah punya gambaran kegiatan apa lagi yang akan kita lakukan,jadinya ga repot”.

Manusia Modern: visioner
Manusia modern adalah manusia yang memiilki kemampuan visioner yang baik. Menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya Rekayasa Sosial ada beberapa ciri dari manusia modern yaitu:
1. Mobility orientationt
Orang modern memiliki keinginan atau ambisius untuk naik pangkat atau memiliki tingkat hidup dan kekudukan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pergerakan untuk mencapai status itu disebut dengan mobilitas. Ketika masih menjadi pekerja suruhan ia memiliki keinginan kuat untuk menjadi piminan atau memliki usaha mandiri(ingat certa joko dan jiki)
2. Memiliki rencana jangka panjang
Selian itu mereka juga memiliki recana jangka panjang yang teratur dan terukur. Mereka teliti betul dengn perjalnana hiduo mereka dengan memasang target-target tertentu pada bulan dan tahun-tahun berikutnya.
3. Aktif berpolitik
Mereka juga aktif berpolitik. Mereka ada yang menjadi aktifis atau terjun langsung kedalam stuktur politik, sebab orang modern adalah mereka yang memiliki semangat untuk membuat perubahan dalam skala yang besar, bukan lagi berpikiran dalam lingkup yang sempit dan kecil. Orang yang pasif berpolitik dinamakan apatis(political apatic) dan apatis bertentangan dengan ciri manusia modern.

pengalaman saya menajdi aktifis di organisasi Pelajar Islam Indonesia saya diajarkan betul tentang peran dan pentingnya sebuah visi dan rencana janga panjang. Visi yang tertuang dalam tujuan yang berbunyi kesempurnaan pendidikan, menandakan bahwa diperlukan upaya untuk memperoleh perangkat agar kesempurnaan pendidikan tersebut dapat telaksana. Kesempurnaan pendidikan dantarannya memberikan kemudahan faslitas dalam memperoleh pendidikan, khususnya bagi masyarakat kelas bawah.
Selain itu,dalam organisasi kita akan diajarkan bagiamana mengatur sebuah rencana atau program kegiatan yang lebih bersfiat social,bukan lagi rencana untuk kebutha kita secara pribadi. Itulah tanggung jawab sosia yang semestinya kita dapatkan dan kita hadapi,sebab manusia yang melupakan tanggung jawab sosialnya dia bukanlah manusia, tetapi makhluk lain dan kejam yang memiliki topeng berwujud manusia. Tidak salah memang Aristotels menamakan manusai sebagai zoon politicon, manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu kita perlu membangun sebuah visi namun bukan lagi visi untuk kepentingan pribadi, teapi visi yang disusun secara bersama untuk menjadikan masyarakat atau Negara ini menjadi Negara maju dan tidak lagi dianggap sebelah mata oleh Negara lain,itulah visi social(vision of society) yang harus kita tanamkan kepada generasi sesudah kta. Bukankah juga membanggakan kalau Negara kita menjadi Negara maju???

Baharunsyah Aktivis PII

Sumber :
1. Jalaludin Rakhmat.Rekayasa Sosial,refomasi,revolusi atu manusia besar,Rosdakrya,Bandung: 1999
2. Endra K.Prihadi,My Potency,Elex Media Komputindo,Jakarta: 2004