Rabu, 18 November 2009

Bhs Indonesia SMA kelas X

Bahasa Indonesia kelas X Semester II SMA




Fungsi imbuhan/Afiks ke-an

1.Membentuk kata kerja

2.Membentuk kata benda

Makna imbuhan ke-an;

1.Menyatakan peristiwa yang telah terjadi; kenyataan itu sungguh pahit

2.Menyatakan tempat atau daerah; Andri bekerja di kedutaan RI

3.Menyatakan kena atau menderita suatu hal; Ia kehujanan semalam

4.Menyatakan perbuatan yang tidak sengaja; Ia ketiduran semalam

5.Menyatakan terlalu; baju Narji kebesaran

6.Menyatakan menyerupai; kebarat-baratan

Pembawa acara harus memperhatikan;

1.Menguasai situasi

2.Menguasai kaidah bahasa resmi, umum dan bahasa pasaran sesuai acara

3.Mempunyai kepercayaan diri

4.Menggunakan gerak gerik yang wajar

5.Memiliki penampilan yang luwes dan penuh improvisasi

Persiapan rancangan acara yang matang

1.Pembukaan

2.Pembacaan ayat suci Al-Qur'an

3.Sambutan

4.Acara Inti

5.Doa/Penutup

Tuntunan bagi pembawa acara

1.Memulai acara dengan Basmalah (Bismillahirrahmanirrahiem)

2.Memperkenalkan diri secara singkat

3.Menyapa massa atau hadirin, kalimat-kalimat sapaan diungkapkan dengan penuh rasa hormat

4.Menyampaikan komentar di sela-sela antara satu acara dengan lainnya

5.Menyelesaikan acara dengan ucapan terima kasih dan ucapan hamdalah (Alhamdulillah)

Paragraf narasi ialah kalimat-kalimat yang berisi rangkaian peristiwa, waktu, atau tempat. Terbagi;

a. Paragraf ekspositoris; rangkaian perbuatan/peristiwa yang disampaikan secara informatif agar pembaca mengetahuinya.

b. Paragraf sugestif; rangkaian perbuatan/peristiwa yang dibuat sedemikian rupa untuk membangkitkan daya khayal tentang hal tersebut.

Kaidah mutlak puisi lama;

a. Jumlah baris atau kalimat dalam setiap bait

b. jumlah suku kata atau kata dalam setiap kalimat

c. rima atau persamaan bunyi

d. irama

Bait; satu kesatuan puisi yang terdiri dari beberapa baris

Rima; persamaan atau pengulangan bunyi

Irama mirip irama musik sama-sama diatur oleh ukuran waktu dan tempo. Definisinya; alunan yang tercipta oleh kalimat yang berimbang, selingan bangun kalimat, dan panjang pendek (kemerduan) bunyi (dalam prosa).

Bentuk-bentuk puisi lama:

1.Mantra; puisi yang berisi puji-pujian terhadap hal ghaib atau dikramatkan

2.Bidal; bahasa kiasan dalam mengungkapkan sesuatu, seperti; pepatah, tamsil, kiasan, perumpamaan dan pameo.

3.Pantun; empat baris dalam satu bait, pertama dan kedua sampiran, ketiga dan keempat isi

4.Talibun merupakan jenis pantun yang tiap baris lebih dari empat baris, jumlah baris dalam tiap bait selalu genap.

5.Gurindam; tiap-tiap bait terdiri dari dua baris, persajakannya a a.

6.Seloka; Pantun berbingkai

7.Syair; empat baris dalam satu bait dengan persajakan aa-aa

8.Kit'ah puisi Arab yang berisi nasihat-nasihat

9.Gasal puisi Arab yang berisi cinta kasih

10.Nazam puisi Arab yang cerita hamba sahaya, sultan, pangeran atau bangsawan

11.Ruba'i puisi-puisi Arab yang berkaitan dengan nasihat-nasihat

12.Masnawi puisi Arab yang merupakan pujian terhadap orang-orang yang dimulyakan

Ragam bahasa baku; ragam bahasa tinggi yang digunakan sesuai kaidah kebahasaan, biasanya digunakan di dunia pendidikan dan karya ilmiah.

Ragam bahasa lisan; menggunakan media lisan yang terikat dengan ruang dan waktu, dalam penulisan biasanya diapit dengan tanda petik

Ragam bahasa tulisan; menggunakan media tulis dalam menyampaikan sesuatu

Ragam bahasa resmi yang digunakan calam acara resmi, surat resmi dan pengadilan

Ragam bahasa tifak resmi yakni penggunaan bahasa pasaran, okem dan jenis bahasa lainnya

Macam-macam paragraf deskripsi

1.Paragraf diskripsi spasial; paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa, membuat subuah ruang seakan-akan hadir di hadapan pembaca.

2.Paragraf deskripsi objektif; menggabarkan suatu hal atau orang apa adanya tanpa dibumbuhi khayalan atau sesuai keadaan aslinya.

Cerpen Bulan Angka 11 karya Arie MP Tanpa

Unsur Instrisik cerpen

1. Tema; inti cerita yang mewakili keseluruhannya

2; Alur; jalannya cerita atau rangkain peristiwa yang susul menyusul dalam cerita

a. Peralihan dari suatu keadaan ke keadaan lain (peristiwa)

b. Konflik atau benturan masalah, pertarungan dua kekuatan dan aksi balas membalas

c. Klimaks; puncak konflik

3. Setting; latar belakang tempat, waktu dan suasana yang ada dalam cerita

4. Gaya bahasa; cara menulis mengungkapkan cerita dalam bahasa tertentu yang menarik

5. Tokoh; pemeran yang bermain dalam cerita. Biasanya terdiri dari tokoh utama, pembantu, figuran (pelengkap) dan antogonis (musuh/lawan).

6. Penokohan/Karakter; sifat atau watak tokoh dalam cerita

a. Berdasarkan peranan tokoh; tokoh utama dan tokoh tambahan

b. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh; Protagonis (yang kita kagumi/jagoan/pahlawan) dan antagonis (lawan/tokoh jahat).

7. Ending; akhir dari cerita

Puisi baru bersifat bebas, meski demikian, dalam penelitian terdapat beberapa ciri khusus.

Berdasarkan jumlah baris, puisi baru dibedakan dengan;

1. Distikon; terdiri dari dua baris dalam setiap baitnya, bersajak a-a

2. Tarzina; setiap bait terdiri dari tiga buah kalimat. Bersajak; a-a-a, a-a-b, a-b-a, a-b-b.

3. Kuatrin sajak empat seuntai, setiap baris terdiri dari empat kalimat, bersajak ab\ab, aa-aa, atau aa\bb

4. Kuint; terdiri diri lima baris kalimat setiap baitnya, bersajak a-a-a-a-a

5. Sektet; enam buah kalimat setiap baitnya, tidak beraturan

6. Septina; tujuh buah kalimat setiap baitnya, sajaknya tidak beraturan

7. Stanza; sajak delapan seuntai, setiap bait terdiri dari delapan buah kalimat, disebut juga oktava/

Berdasarkan isinya terdiri dari

1.Ode; sajak yang mengandung pujian

2.Himne; sajak pujian pada Tuhan

3.Eligi; sajak duka nestapa

4.Epigram; saja yang berisi ajaran-ajaran moral

5.Satire; sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan sinis

6.Romanse; sajak cinta kasih

7.Balada; saja yang berisi kisah atau cerita bisa kisah nyata atau khayalan penyair



Konjungsi atau penghubung antarkalimat ialah kata atau gtabungan kata yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain.

Fungsi konjungsi antarkalimat:

1. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan kalimat sebelumnya, konjungsinya; biarpun demikian/ begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu.

2. Konjungsi yang menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar yang dinyatakan sebelumnya; tambahan pula, lagi pula, selain itu.

3. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya; sesungguhnya, bahwasanya.

4. Konjungsi yang menyatakan akibat; oleh karena itu, oleh sebab itu

5. Konjungsi yang menyatakan kebalikannya; sebaliknya

6. Konjungsi yang menguatkan keadaan sebelumnya; bahkan

7. Konjungsi yang pertentangan dengan keadaan sebelumnya; namu, akan tetapi

8. Konjungsi yang menyatakan konsekswensi; dengan demikian

9. Konjungsi yang yang menyatakan mendahului keadaan sebelumnya; sebelum itu

10. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan kalima; sedudah itu, setelah itu, selanjutnya.

Paragraf eksposisi ialah paparan tentang sesuatu secara sistematis (urutan tertentu), logis dan pertautan antarkalimat. Terbagi dalam;

1. Paragraf eksposisi pengembangan proses; menganilasi sesuatu dari suatu bagian ke bagian lainnya, setiap bagian diuraikan secara bertahap.

2. Paragfraf eksposisi pengembangan ilustrasi; memberikan pemaparan dengan memberikan ilustrasi, contoh; makhluk hidup – manusia, binatang, tumbuhan atau pohon – mangga, durian, dan apel

Puisi Mendalawangi Pangranggo karya Soe Hok Gie

Puisi Dalam Pasang karya Abdul Hadi WM

Sinonem dapat terjadi antara; morfem dengan morfem, morfem dengan kata, kata dengan frasa, frasa dengan frasa, serta antarkalimat dengan kalimat.

Buku itu kepunyaanku = yang merupakan morfem terikat besinonem dengan saya (morfem bebas). Kalimat aktif dapat bersinonim dengan kalimat pasif. Contoh frasa; meninggal dunia, berpulang ke rahmatullah.

Kata berantonim tidak mutlak berlawanan, sebab yang berlawanan adalah maknanya. Kata antonim diganti dengan Opisi oleh Verhaar sebab misalkan kata putuh bukan sekadar berlawanan dengan hitam, tapi juga dengan kuning, hijau dan lain-lain. Berdasarkan sifatnya oposisi dibedakan menjadi:

1. Oposisi mutlak pada dua kata; hidup X mati

2. Oposisi kutub atau gradual; pertentangan yang bersifat gradasi (tinggkat-tingkat makna kata), contoh; jauh dekat, panjang pendek, tinggi rendah.

3. Oposisi hubungan/ralasional; mengandung hubungan kebalikannya, contoh; mundur maju, pergi pulang, ayah-ibu, guru-murid

4.Oposisi majemuk mencakup perangkat yang terdiri dari dua kata atau lebih, khususnya berhubungan dengan hiponim-hiponim dalam satu kelas, misal; berdiri, duduk, berbaring, tiarap dan jongkok.

5.Oposisi hirarkial; mirip dengan oposisi majemuk, hanya terdapat kriteria tambahan yaitu tingkatan, misal milimeter x kilometer, Januari x Februari.

Polisemi yakni kata yang memiliki makna lebih dari satu, contoh kepala bermakna; bagian tubuh dari leher ke atas, bagian sebelah atas, pemimpin, jiwa, akal budi

Cerpen Pohon Keramat karya Yus R. Ismail

Cerpen Kisah di Kantor Pos karya Muhammad Ali

Majas terdiri dari; majas perbandingan, pertentangan, Pertautan dan Penegasan

Majas; membandingkan dengan sesuatu yang lain secara halus atau berlebihan

1.Majas perumpamaan (simile) perbandingan dua hal yang dianggap sama walau sebenarnya berbeda, contoh; hidupnya seperti benalu yang menempel pada batang kayu. Biasanya mengunakan kata batu seperti, bagai, bagaikan, laksana, ibarat dan bak.

2.Majas Personifikasi; mengungkapkan benda mati seakan-akan hidup, Contoh; tanah ini merindukan hujan.

3.Majas Metafora; perbandingan diungkapkan secara singkat dan padat, tanpa penggunaan kata bantu. contoh; jangan bergaul dengan lintah darat!

4.Majas Perbandingan yang bertautan dengan sesuatu yang lainnya. Misal; pernikahan, suami istri, bahtera kehidupan, kelahiran dan kematian.

Majas Pertentangan

1.Hiperbola; pernyataan yang berlebihan, contoh; tubuhnya kurus kering tinggal tulang belulang

2.Litotes; mengecilkan kenyataan yang sesungguhnya, contoh; pengorbananku tidak berarti dibanding kesuksesan yang kamu raih

3.Ironis; bertentangan dengan maksud sebenarnya dengan maksud menyindir atau mengolok-olok

contoh; rajin sekali kamu, jam 11.00 WIB baru bangun

4.Sinisme; sindiran secara langsung, contoh; perilakumu membuatku muak

5.Oksimoron; antarbagiannya menyatakan suatu pertentangan; cinta terkadang membuat bahagia, tapi terkadang juga membuat kesedihan.

Majas Pertautan

1.Matonimia; memakai nama ciri/hal yang ditautkan dengan nama orang, barang atau hal lain sebagai pengganti, conoh; Kami ke Bogor mengendarai Toyota

2.Sinekdoke; menyebutkan nama sebagainsebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya

a. Pars Pro toto; menyebutkan nama sebagian benda untuk benda itu secara keseluruhan, contoh; Ayah menyembelih dua ekor kambing pada Idul Adha kali ini

b. Pars pro parte; menyebutkan keseluruhan untuk sebagiannya, contoh; kelas kami medapat menghargaan kelas terbersih tahun ini.

3.Alusi; menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang diketahui bersama, contoh; Peristiwa ini mengingtkan kekejaman penjajahan Jepang di Indonesia

4.Eufimisme; penghalusan kata atau kalimat, “Bolehkah saya izin ke kamar kecil?”

5.Elipsis; menghilangkan satu unsur kalimat, tapi tetap dimengerti, contoh; Kami ke Yokyakarta dengan kereta api (menghilangkan predikat pergi).

6.Inversi; perubahan susunan kalimat, contoh; Aku dan dia telah berpisah – Telah berpisah aku dan dia.

Majas penegasan

1.Pleonasme; menggunakan kata-kata berlebihan dengan maksud menegaskan arti, contoh; Mari, naik ke atas, agar Anda dapat melihat pemandangan yang indah

2.Klimaks; menyatakan bebeberapa hal secara berurutan yang makin lama, makin menghebat, contoh; anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua memenuhi Pekan Raya Jakarta

3.Antiklimaks menyatakan bebeberapa hal secara berurutan yang makin lama, makin menurun, contoh; Bupati, para camat, dan para kepala desa mematuhi Undang-Undang Dasar

4.Retoris; bentuk pertanyaaan yang jawabannya sudah diketahui, contoh; siapakah yang tidak ingin hidup senang?

5.Aliterasi; memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama, contoh; inikah indahnya impian?

6.Antanaklasis; ulangan makna kata sama dengan makna berbeda, contoh; ibu membawa buah tangan dari Malang yakni buah apel segar.

7.Repetisi; pengulangan kata untuk menegasan, contoh; selamat tinggal sahabat, selamat tinggal kawan, selamat tinggal sobat!

8.Paralelisme; sebagaimana repetisi, tapi dalam baris berbeda

Hati ini biru

Hati ini lagu

Hati ini debu

9.Kiasmus; berisi perulangan sekaligus inversi, contoh; mereka yang kaya merasa dirinya miskin, sedang mereka yang miskin merasa dirinya kaya.



Kelas X Semester II

Peran Grafik dan Indeks;

1.memberikan daya tarik pada pembaca

2.memperkuat gagasan yang terdapat dalam teks

3.meyakiinkan pembaca

4.menegaskan keterangan dalam teks

5.memberikan gambaran realita berita

Judul puisi CINTA RUPIAH karya Taufik Isma'il

Judul puisi DI PANTAI LOSARI karya Eka Budianta

Judul puisi SAWAH karya Ali Hasjmy

Judul puisi SURAT DARI IBU karya Asrul Sani

Judul puisi Indonesia, Masihkah Engkau Tanah Airku karya Husni Djamaluddin

Judul puisi DOA karya Budiman S Hartoyo

Judul puisi Dieng karya Anita Rose Pantiana Saparjiman

Judul Soneta SAWAH karya Sanusi Pane

Judul Soneta CANDI karya Sanusi Pane

Judul Soneta TERATAI karya Sanusi Pane

Judul Soneta PAGI-PAGI karya Muhammad Yamin

Pelopor Soneta M. Yamin membawa dari Italia. Soneta terdiri dari 14 baris, tiga bait terdari empat baris, satu bait terdiri dari dua baris atau dua bait empat baris dan dua bait tiga baris)

Contoh Soneta:

TERATAI

Kepada Ki Hajar Dewantara

Dalam kebun di tanah airku

Tumbuh sekuntum bunga teratai

Tersembunyi kembang indah permai

Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya Tumbuh di hati dunia

Daun berseri Laksmi mengarang

Biarpun ia abaikan orang

Seroja kembang gemilang mulia

Teruslah, O, Teratai Bahagia

Berseri di kebun Indonesia

Biar sedikit penjaga taman

Biarpun engkau tidak dilihat

Biarpun engkau tidak diminat

Engkau pun turut menjaga zaman

Sanusi Pane

Novel di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka (Haji Abdul Kariem Amrullah)

Analisa sebuah puisi minimal terdiri dari

1.Deskripsi tentang tema

2.Melukiskan fungsinya

3.Mengungkapkan perasaan penyair

4.mengungkapkan harapan penyair

Sanusi Pane lahir 14 Oktober 1905 di Muarasipongi Sumut, meninggal 2 Januari 1968, di antara karyanya berbentuk drama (Manusia Baru) dan Puisi (Puspa Mega, Madah Kelana).

Surat berdasarkan bentuknya dibagi dalam surat resmi dan surat tidak resmi.

AA Nasis lahir 17 November 1924 di Padangpanjang Sumbar, meninggal 22 Maret 2003 dalam usia 79 tahun. Karyanya yang paling terkenal yakni Robohnya Surau Kami (Cerpen/Novel).

Film karya Asrul Sani 10 Juni 1927, Titian Serambut di Belah Tujuh, Apa yang Kau Cari Palupi, skenario Sinetro Kejarlah Daku Kau Kutangkap, dan menulis Ontologi Puisi Tiga Menguak Taqdir

Unsur Intrinsik dalam karya sastra;

1.Tokoh yang terbagi tokoh utama dan tokoh bawahan; Antagonis/musuh, pemeran pembantu, tokoh pelengkap.

2.Alur/Plot merupakan gerak suatu kejadian/jalannya cerita. Alur ada yang bergerak maju, susul menyusul, memutar balik, menanjak dan mendatar. Secara sederhana, alur berpedoman pada tiga hal; pertentangan, klimaks dan penyelesaian.

3.Setting/Latar yakni latar tempat, waktu dan suasana dalam suatu cerita

Kiat menulis Cerpen;

1.Menulis karakter tokoh dalam cerita atau garis besar dari cerita

2.Tunjukkan karakter tokoh dengan tanpa memberitahukan pada pembaca

3.Jangan buat karakter yang sempurna

4.Gambarkan setting cerita seakan-akan pembaca mengalami langsung

5.Tulis apa saja yang ada di benak

6.Perbaiki tulisan

7.Buat awal dan akhir cerita yang menarik

8.Kirim tulisan ke media yang cocok

Cara membuat ringkasan;

1.Ringkas dan padat

2.Menggunakan kalimat efektif

3.Jelas urutan pokok masalah

4.Menggunakan pola pikir logis dan berkesinambungan

5.Tidak menyimpang dari pokok masalah



Kata Mutiara

Memberi contoh dengan perbuatan lebih baik daripada memberi contoh dengan perkataan (Alghazali)

Anda belum cukup dan tidak pernah cukup, selama masih ada kesempatan untuk menyumbangkan sesuatu (Dag Hammarskjold)

Dengarlah dari satu pihak, Anda akan berada dalam kegelapan. Dengarlah dari kedua belah pihak, maka semuanya akan terang (Haliburton)

Menyimpan dendam dan kebencian menyebabkan orang lekas marah, suram, dan lekas tua (Schopenhauer)

Manusia dibebali dua mata, tapi hanya dengan satu mulut agar dia dapat melihat dua kali lebih banyak daripada berbicara. (Charles G. Colton)

Surat Penawaran terbagi dalam dua bentuk; surat penawaran langsung dan surat penawaran dalam bentuk iklan.

Kata Mutiara

1.Kenikmatan dalam pekerjaan akan membentuk kesempurnaan karya (Aristoteteles)

2.Jangan Anda katakan betapa keras Anda bekerja, tetapi beritahulah saya berapa bagian yang telah Anda selesaikan (James Ling)

3.Tiada seorang pun bisa menjadi kaya, kecuali bila dia bisa memperkaya sesama (Andrew Carnegie)

4.Ketika Anda memberikan yang terbaik bagi dunia, dunia tentu akan membalasnya (H. Jackson Brown Jr.)

5.Kita memiliki terlalu banyak orang yang hidup tanpa bekerja, tetapi secara keseluruhan ternyata terlalu bnayk orang bekerja tanpa kehidupan (Charles R. Brown)

.

Tema; pokok pikiran yang mewakili keseluruhan karangan

Topik; pokok pikiran

Judul; nama yang mewakili isi

Resensi adalah tulisan yang memberikan penilaian atau pertimbangan terhadap sebuah karya.

Unsur-Unsur Resensi buku

1.Identitas buku; judul, nama pengarang, tahun terbit, nama penerbit, kota dan tempat terbit

2.Pokok-pokok isi buku (poin-poin penting yang diungkapkan dalam resensi)

3.Keunggulan isi buku; kemurnian ide, gaya bahasa, dan jenis karangan

4.Kekurangan isi buku

5.Memberi saran yang dapat ditambahkan pada isi buku

6.Perbandingan dengan buku lain dengan tema sama

7.Kesimpulan

Contoh identitas buku:

Judul buku : “Mau Kuliah Alternatif? Belajar Otodidak, Dong!”

Penulis : Ahmad Zamhari Hasan

Penerbit : Ka-Tulis-Tiwa-Press Jakarta

Tebal : 294 Halaman

Cet. : I, Mei 2007



Melaporkan hasil diskusi

a. judul diskusi

b. waktu dan tempat

c. peserta

d. jalannya diskusi

e. hasil kesimpulan diskusi



Membedakan Kalimat Tunggal dan Kalimat majemuk

1. Anda melakukan kontak dengan penderita penyakit SARS

S P O

Merupakan contoh dari kalimat tunggal karena terdiri dari satu Subjek (S) satu Predikat (P) dan satu Objek (O)

2. Dalam perawatan Anda tidak perlu khawatir sebab SARS

Keterangan S P Konjungsi S

bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

P

Merupakan contoh kalimat majemuk karena terdiri dari 2S 2P dan 1 K atau terdiri dari pola atasan yakni (K-S-P) dan satu pola bawahan yaitu konjungsi-S-P.

Sebuah kalimat tunggal dapat diperluas menjadi kalimat majemuk. Perluasan tersebut dapat terjadi pada subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan

Contoh; Murid itu pintar (tunggal), murid itu sakit (tunggal) digabung menjadi; murid yang pintar itu sakit (majemuk dengan perluasan anak kalimat subjek).

Contoh; Bibi Hana mencuci pakaian (tunggal) Bibi Hana menyetrika pakaian (tunggal), digabung menjadi; Bibi Hana mencuci dan menyetrika pakaian (majemuk dengan perluasan anak kalimat predikat).

Kalimat majemuk koordinatif ialah dua klausa yang digabungkan oleh konjungsi sebagai tanda hubungan dua klausa tersebut. Contoh; Gempa bumi menggoncang Poso dan (gempa bumi) menewaskan 5 orang.

Macam kalimat majemuk setara koordinatif:

1. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Konjungsinya; dan, serta, lagi, pula, juga

2. Kalimat majemuk setara mempertentangkan. Konjungsinya; tetapi, namun, sedangkan, melainkan

3. Kalimat majemuk setara memilih. Konjungsinya; atau

4. Kalimat majemuk setara menguatkan. Konjungsinya; bahkan, malahan

5. Kalimat majemuk setara mengurutkan. Konjungsinya; lalu, kemudian, setelah itu, sesudah itu

6. Kalimat majemuk setara menjelaskan isi. Konjungsinya; bahwa, yaitu, ialah, adalah, yakni

Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif) ialah jika terdapat klausa induk dan klausa bawahan, contoh; Pencuri sepeda motor itu dibakar massa sebelum (ia) ditangani polisi setempat.

Klausa induk Klausa bawahan/klausa anak



Macam kalimat majemuk bertingkat (selanjutnya disingkat KMB) ditentukan oleh sifat konjungsi yang menghubungkan klausa-klausanya.

Menyatakan hubungan waktu; saat, sebelum, selama, setelah, seraya

Menyatakan hubungan syarat; jika, kalau, bila, jikalau

Menyatakan hubungan tujuan; untuk, demi, bagi, supaya, agar

Menyatakan perbandingan; daripada, bagai, umpama, seperti, bak

Menyatakan hubungan sebab; karena, sebab, oleh sebab, karena itu

Menyatakan hubungan akibat; sehingga, maka

Menyatakan hubungan pengandaian; seandainya, sekiranya

Menyatakan hubungan pengecualian; kecuali, selain

Menyatakan hubungan cara; dengan

Menyatakan hubungan alat; dengan

Menyatakan hubungan kemiripan; seolah-olah, seakan-akan



Perbedaan kalimat aktif dan pasif

1. Kalimat aktif terdiri dari subjek, predikat dan objek. Contoh; Adik mencuri uang ayah

2. Kalimat pasif terdiri dari objek, predikat dan subjek. Contoh; Uang ayah dicuri (oleh) adik

Kalimat aktif dibedakan dalam dua macam

1. Kalimat aktif transitif yakni yang bercirikan; predikatnya berupa verba transitif atau verba yang berawal meN-, dan memiliki objek. Contoh; Dokter memeriksa pasiennya (S-P-O) Henny menjalani operasi kanker otak (S-P-O). Kalimat aktif transitif dibedakan atas;

a. Kalimat aktif ekatransitif, yaitu kalimat yang hanya memiliki satu objek. Contoh; Petani mengairi sawah.

b. Kalimat aktif bitransitif yaitu kalimat yang hanya memiliki dua objek. Contoh; Kakek membelikan adik boneka

O O

2. Kalimat aktif intransitif; predikatnya dapat berupa verba berawalan selain meN-, kata dasar, baik itu verba maupun nonverba, dan tidak memiliki objek. Contoh; Kami duduk-duduk di depan teras

S P K

Kalimat korelatif ialah kalimat yang hubungan antarbagiannya bersifat sederajat, hal ini ditandai dengan konjungtif korelatif (pasangan konjungsi yang secara tetap yang menguhubungkan dua klausa atau lebih). Pasangan-pasangan konjungsi tersebut ialah;

baik …... maupun..........

tidak hanya …... tetapi (...) juga …..

apakah ….. atau ….

entah ….. entah ….

jangankan …. pun ….

semakin ….. semakin …..

bertambah …. bertambah ….

kian …. kian ….

bukanlah … melainkan …..

selain …. juga …...

Denotasi; makna kata sesungguhnya. Contoh; saya makan nasi

Konotasi; bukan makna kata sesungguhnya. Contoh; kamu secantik rembulan di angkasa



Bentuk ulang atau kata ulang ialah bentuk bentuk gramatikal yang berwujud penggandaan sebagian atau seluruh bentuk dasar, contoh; anak-anak berkumpul di depan kelas,

Jenis-jenis kata ulang:

1. kata ulang dwipurwa (kata ulang dari suku kata pertama dari sebua kata), contoh; laki (lalaki) lelaki.

2. Kata ulang dwilinga; pengulangan bentuk dasar seutuhnya, contoh; pedagang-pedagang

3. Kata ulang dwilinga salin suara; pengulangan bentuk dasar seutuhnya, tapi ada perubahan bunyi pada salah satu fonem, contoh; ramah-tamah, corat coret.

Makna-makna kata ulang dikategorikan berdasarkan golongan bentuk dasarnya berikut ini.

1. Bentuk dasar nomina (kata benda)

a. Menyatakan jamak, contoh; buku-buku, acara-acara

b. Menyatakan menyerupai atau tiruan hal yang disebut dalam kata dasar

2. Bentuk dasar verba (kata kerja)

a. Intensitas atau pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, contoh; memukul-mukul, mencari-cari

b. menyatakan saling (resiprok) atau pekerjaan berbalasan, contoh; tolong menolong,

c. Menyatakan perbuatan yang dilakukan seenaknya, contoh; jalan-jalan, membaca-baca

d. Menyatakan pekerjaan seperti yang ada pada bentuk dasar, contoh; tulis menulis, karang mengarang

3. Bentuk dasar adjektiva (kata sifat)

a. menyatakan kesangatan, contoh; kuat-kuat, dalam-dalam

b. Menyatakan agak, contoh; kemerah-merahan

c. Menyatakan paling, contoh; sekuat-kuatnya, setinggi-tingginya

4. Bentuk dasar Numeral (kata bilangan), contoh; dua-dua, tujuh-tujuh

Memahami indeks dalam buku

al-salih, Ahmad, 14 (sesuatu yang berhubungan dengan Ahmad al shalih ada di halanan 14)

Alas dialek, 34

Ali Topan Detektif Partikelir, 132

al-Nawawi, 21

Alisjahbana, Sutan taqdir, 93, 94, 98, 103

Dalam melakukan wawancara, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan

1. Menentukan topik yang hendak diwawancarai

2. Menentukan nara sumber (orang yang hendak diwawancarai)

3. Membuat daftar pertanyaan

4. Mempersiapkan alat-alat bantu yang dapat digunakan; alat tulis, kamera, alat perekam

5. Membuat janji untuk wawancara

6. Melakukan wawancara dengan memperhatikan;

a. Awali dengan ucapan selamat

b. Tanyakan wawancara bisa dimulai apa belum

c. Perlihatkan bahasa yang sopan dan baik

d. Perhatikan selalu narasumber

e. Jangan memotong pembicaraan nara sumber

f. Jangan menyinggung perasaan

h. Hindari pertanyaan yang bersifat menilai

7. Mengakhiri wawancara dengan ucapan terima kasih yang tulus

8. Membuat laporan hasil wawancara

Kalimat minor yakni kalimat inti, contoh; Susan mengetik

kalimat mayor yakni kalimat luas. Contoh; Susan sedang mengetik? Mengetik Susan, Susan mengetik sebelum mengerjakan PR (kalimat tranformasi mengalami perubahan dari kalimat pertama) Supri menangis sehingga matanya bengkak (kalimat mayor atau kalimat luas saja)

Tidak ada komentar: